Home » Archives for April 2013
Senin, 22 April 2013
Senin, 15 April 2013
Obat Alami untuk Penyakit Entok
Entok adalah sejenis unggas yang punya tingkat variasi tingkat tinggi.
Mulai dari bentuk dan postur tubuh hingga pada bentuk piyal . unggas
merupakan hewan ternak yang sangat terkenal dikalangan masyarakat
Indonesia. Unggas yang biasanya dipelihara adalah unggas kampung yng
mempunyai ketahanan lebih kuat dibandingkan unggas jenis lain. Namun ,
tidak tertutup kemungkinan bagi ayanm ini untuk terjangkit oleh
penyakit. Salah satu penyakit-penyakit yang menyerang unggas kampung
adalah NCD ( New Castlle Desease ) atau lebih dikenal dengan penyakit
tetelo . tetelo adalah penyakit yang disebabkan oleh sejenis viris dan
dapat menghinggapi segala jenis unggas.
Penyakit tetelo muncul di kota new castle (inggris) pada tahun 1926 kemudian menyebar ke sekuruh dunia termasuk indonesia. Sampai saat ini, tidak ada satupun daerah di indonesia yang bebas sepenuhnya dari penyakit ini. Penyakit ini sanggat banyak mendatangkan kerugian pasda peternak, karena 90-100% dari hewan yang menderita penyakit ini mengalami kematian. Penyakit ini terutama menyerang unggas baik pada usia muda ataupun yang dewasa. Biasanya terjadi pada masa pancaroba atau pada musim kemarau ke musim hujan. Cara penularannya adalah melalui ludah, feses, makanan dan minuman. Penularan juga melalui udara sehingga penyakit ini mudah menyebar kemana-mana.
Gejala yang tampak pada penderita adalah sebagai berikut :
Awalnya, unggas terlihat malas dan duduk merutu
Banyak mengeluarkan air mata
Pipi dan tenggorokan padat atau membengkak
Unggas terlihat selalu mengantuk dan ingin tidur
Dalam rongga mulut dan tekat terdapat lendir yang liat dan pekat sehingga susah bernafas
Sambil membersin dan berdehem ia mencoba mengeluarkannya
Adakalanya kelompok mata membengkak
Setelah itu unggas tampak semakin sukar bernafas dengan leher merenggang dan paruh ternganga
Balung dan piyalnya kadang berwarna merah keungu-unguan hingga lembayung tua
Setelah itu unggas akan lumpuh. Dalam keadaan lumpuh itu ia segera akan mati.
Penyakit ini disebabkan oleh virus paramyxo yang keganasannya bervariasi, yaitu
Tipe ganas (velogenik) : hampir semua gejala diatas tampak dan tingkat kematiannya mencapai 80-100%
Tipe sedang (mesogenik) : gejala berupa gangguan pernafasan dan saraf, tingkat kematiannya mencapai 10% pada unggas muda dan jarang terjadi pada unggas dewasa
Tipe lemah (lentogenik) : gejalanya tidak terlalu nyata, ada sedikit gangguan pernafasan dan penurunan produksi telur, kualitas kulit telur menjadi menurun
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian vaksin yang diswebut “ Vaksin NCD pola 4-4-4” . maksudnya , vaksin NCD diberikan pada unggas yang berumur empat hari, empat minggu dan empat bulan. Tahap pemberian vaksin adalah sebagai berikut :
Untuk anak unggas berumur empat hari, diberi vaksin dengan cara tetes mulut atau tetes mata. Pemberian menggunkan pipet tetes. Pada mata diberikan masing-masing satu tetes. Tetesan pada mulut dilakukan sebanyak dua tetes.
Untuk unggas berumur empat minggu dan empoat bulan, dilakukan pencegahan dengan cara penyuntikan, sebelum penyuntikan vaksin diencerkan dulu.
Pepaya (Carica Papaya) dengan family Caricaceae merupakan tanaman yang aslinya dari amerika tengah. Di indonesia tanaman pepaya dapat ditanam hingga 1000 m dpl, akan tetapi dapat juga diusahakan pada daerah ketinggian hingga 1200-1500 m dpl. Di daerah sub tropis yang cukup panas, pepaya juga dapat diusahakan seperti di florida.
Zat-zat yang terkandung pada tanaman pepaya adalah sebagai berikut :
Daun : Enzim Papain, Alkaloid Karpaina, Pscuda Karpaina, Glikosid, Karposid dan Saponin.
Buah : Beta Karoteene, Peetin, D-galactosa, L-arabinosa, Papein, Papayotimin papain dan vitokinose
Biji : Galactosa Cacarin, Karpain
Getah : Papain, Kemokapain, Lisosim, Glutamin dan Siklotransferase
Khasiat-khasiat dari tanaman pepaya dapat diuraikan sebagai berikut :
Daun : mengobati malaria, demam dan jengkolan
Akar : digigit ular berbisa
Kulit buah: kulit melepuh karena panas
Biji buah : beruban sebelum waktunya dan mengobati penyakit cacing gelang pada manusia
Buah : menyembuhkan penyakit buang air besar tiadak lancar, maag, sariawan, merangsang nafsu makan
Perlakuan yang dilakukan pada unggas I
1. Ambil daun pepaya yang sudah terlihat tua, namun belum menguning
2. Letakkan pada suatu wadah atau mangkok
3. Beri air sebanyak 100 ml
4. Peras daun pepaya yang sudah diberi air hingga berwarna hijau pekat
5. Minumkan air ekstrak tersebut pada unggas dengan langkah sebagai berikut :
a. Unggas tersebut dipegangi oleh orang lain
b. Buka bagian mulut unggas
c. Minumkan air perasan daun pepaya sebanyak dua sendok makan atau sekitar 5 ml
6. Minumkan air ekstrak tersebut rutin tiga kali sehari
7. Pada hari ketiga, waktu pemberian dikurangi yaitu menjadi dua kali sehari
Sumber : "http://enthok.blogspot.com"
Penyakit tetelo muncul di kota new castle (inggris) pada tahun 1926 kemudian menyebar ke sekuruh dunia termasuk indonesia. Sampai saat ini, tidak ada satupun daerah di indonesia yang bebas sepenuhnya dari penyakit ini. Penyakit ini sanggat banyak mendatangkan kerugian pasda peternak, karena 90-100% dari hewan yang menderita penyakit ini mengalami kematian. Penyakit ini terutama menyerang unggas baik pada usia muda ataupun yang dewasa. Biasanya terjadi pada masa pancaroba atau pada musim kemarau ke musim hujan. Cara penularannya adalah melalui ludah, feses, makanan dan minuman. Penularan juga melalui udara sehingga penyakit ini mudah menyebar kemana-mana.
Gejala yang tampak pada penderita adalah sebagai berikut :
Awalnya, unggas terlihat malas dan duduk merutu
Banyak mengeluarkan air mata
Pipi dan tenggorokan padat atau membengkak
Unggas terlihat selalu mengantuk dan ingin tidur
Dalam rongga mulut dan tekat terdapat lendir yang liat dan pekat sehingga susah bernafas
Sambil membersin dan berdehem ia mencoba mengeluarkannya
Adakalanya kelompok mata membengkak
Setelah itu unggas tampak semakin sukar bernafas dengan leher merenggang dan paruh ternganga
Balung dan piyalnya kadang berwarna merah keungu-unguan hingga lembayung tua
Setelah itu unggas akan lumpuh. Dalam keadaan lumpuh itu ia segera akan mati.
Penyakit ini disebabkan oleh virus paramyxo yang keganasannya bervariasi, yaitu
Tipe ganas (velogenik) : hampir semua gejala diatas tampak dan tingkat kematiannya mencapai 80-100%
Tipe sedang (mesogenik) : gejala berupa gangguan pernafasan dan saraf, tingkat kematiannya mencapai 10% pada unggas muda dan jarang terjadi pada unggas dewasa
Tipe lemah (lentogenik) : gejalanya tidak terlalu nyata, ada sedikit gangguan pernafasan dan penurunan produksi telur, kualitas kulit telur menjadi menurun
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian vaksin yang diswebut “ Vaksin NCD pola 4-4-4” . maksudnya , vaksin NCD diberikan pada unggas yang berumur empat hari, empat minggu dan empat bulan. Tahap pemberian vaksin adalah sebagai berikut :
Untuk anak unggas berumur empat hari, diberi vaksin dengan cara tetes mulut atau tetes mata. Pemberian menggunkan pipet tetes. Pada mata diberikan masing-masing satu tetes. Tetesan pada mulut dilakukan sebanyak dua tetes.
Untuk unggas berumur empat minggu dan empoat bulan, dilakukan pencegahan dengan cara penyuntikan, sebelum penyuntikan vaksin diencerkan dulu.
Pepaya (Carica Papaya) dengan family Caricaceae merupakan tanaman yang aslinya dari amerika tengah. Di indonesia tanaman pepaya dapat ditanam hingga 1000 m dpl, akan tetapi dapat juga diusahakan pada daerah ketinggian hingga 1200-1500 m dpl. Di daerah sub tropis yang cukup panas, pepaya juga dapat diusahakan seperti di florida.
Zat-zat yang terkandung pada tanaman pepaya adalah sebagai berikut :
Daun : Enzim Papain, Alkaloid Karpaina, Pscuda Karpaina, Glikosid, Karposid dan Saponin.
Buah : Beta Karoteene, Peetin, D-galactosa, L-arabinosa, Papein, Papayotimin papain dan vitokinose
Biji : Galactosa Cacarin, Karpain
Getah : Papain, Kemokapain, Lisosim, Glutamin dan Siklotransferase
Khasiat-khasiat dari tanaman pepaya dapat diuraikan sebagai berikut :
Daun : mengobati malaria, demam dan jengkolan
Akar : digigit ular berbisa
Kulit buah: kulit melepuh karena panas
Biji buah : beruban sebelum waktunya dan mengobati penyakit cacing gelang pada manusia
Buah : menyembuhkan penyakit buang air besar tiadak lancar, maag, sariawan, merangsang nafsu makan
Perlakuan yang dilakukan pada unggas I
1. Ambil daun pepaya yang sudah terlihat tua, namun belum menguning
2. Letakkan pada suatu wadah atau mangkok
3. Beri air sebanyak 100 ml
4. Peras daun pepaya yang sudah diberi air hingga berwarna hijau pekat
5. Minumkan air ekstrak tersebut pada unggas dengan langkah sebagai berikut :
a. Unggas tersebut dipegangi oleh orang lain
b. Buka bagian mulut unggas
c. Minumkan air perasan daun pepaya sebanyak dua sendok makan atau sekitar 5 ml
6. Minumkan air ekstrak tersebut rutin tiga kali sehari
7. Pada hari ketiga, waktu pemberian dikurangi yaitu menjadi dua kali sehari
Sumber : "http://enthok.blogspot.com"
Label:
Ancaman kesehatan,
ternak entok,
Tips,
Tips Kesehatan
Senin, 08 April 2013
Ancaman Penyakit Pada Ternak Unggas Entok / Entog dan Solusinya
Mengatasi dan Mengobati Penyakit Bebek Petelur /
Pedaging
Ada beberapa cara mengatasi atau mengobati
penyakit pada bebek petelur / pedaging. Walaupun ternak bebek tahan
terhadap berbagai penyakit tetapi pengetahuan dan keterampilan peternak dalam
mendiagnosa atau menentukan jenis penyakit pada ternak bebek perlu
dimiliki.
Adapun kemampuan dan keterampilan
yang harus dimiliki peternak antara lain seperti berikut :
- Peternak dapat membedakan penampilan bebek yang sehat dan bebek yang sakit.
- Dapat mengenali bagian tubuh bebek yang mengalami kelainan.
- Dapat menentukan langkah-langkah pertolongan pertama yang perlu segera dilakukan.
- Dapat membedakan penampilan tinja (kotoran bebek) yang normal dan tinja bebek yang sakit.
- Mengetahui tempat untuk berkonsultasi bila terjadi gangguan penyakit pada ternak peliharaannya.
- Mampu menyiapkan informasi sebagai bahan konsultasi sehingga memudahkan dan mengarahkan dugaan jenis penyakit sebelum dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Beberapa Jenis Penyakit Pada Ternak
Bebek Berikut Cara Mengatasinya
Pada dasarnya penyakit yang
menyerang ternak itik dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu : Penyakit tidak
menular dan Penyakit menular.
A. Penyakit Tidak menular
Penyakit ini disebabkan oleh
buruknya tata laksana pemeliharaan seperti keracunan, pemeliharaan kesehatan
dan kebersihan yang buruk, kekurangan vitamin dan mineral dan lain-lain.
1. Stress (cekaman)
Stress atau cekaman pada itik bisa
disebabkan oleh berbagai faktor pengganggu yang secara langsung mempengaruhi
fisiologi tubuh itik, misalya kebisingan, kurang kebebasan bermain dekat air,
berpindah-pindah tempat, pertukaran pakan dan lain sebagainya.
Obat untuk menanggulangi stress
belum ada. Yang dapat dilakukan peternak adalah menghidari segala gangguan yang
dapat menimbulkan stress yaitu dengan cara memelihara lingkungan dan menjaga
kebersihan lingkungan peternakan.
2. Kekurangan Vitamin A
Pakan yang tidak cukup mengandung
vitamin A dapat menyebabkan kekurangan vitamin A pada ternak itik dan akhirnya
mengganggu pertumbuhan. Tanda-tanda itik yang kekurangan vitamin A adalah :
itik akan tampak selalu mengantuk, kondisi kaki lemah, mata tertimbun lendir
warna putih dan mudah terkena infeksi. Pada itik umur sekitar 4 minggu itik
yang kekurangan vitamin A terlihat selaput matanya menebal dan kering, air mata
keluar berlebihan, bagian bawah mata tertimbun cairan lendir. Sedang pada itik
dewasa, kekurangan vitamin A mengakibatkan penurunan produksi telur, tubuh
mengurus dan lemah.
Jagung kuning merupakan sumber
vitamin A yang sangat diperlukan dalam komposisi pakan itik. Penyakit
kekurangan (defisiensi) vitamin A umumnya terjadi karena peternak mengganti
jagung kuning dengan jagung putih yang miskin vitamin A.
3. Brooder Pneumonia
Penyakit brooder pneumonia umumnya
menyerang anak itik yang masih memiliki bulu-bulu halus. Penyakit ini
disebabkan oleh karena kotak atau pelingkar tripleks/seng terlalu padat, lampu
pemanas untuk induk buatan kurang panas sehingga anak itik kedinginan dan
merasa pengap. Tanda-tanda anak itik terserang penyakit ini adalah pembengkakan
di kepala, pernapasan terlihat sulit dan mata selalu mengeluarkan air.
Pencegahan terhadap penyakit ini
dapat dilakukan dengan mengontrol kapasitas kotak atau pelingkar dan mengontrol
panas induk buatan. Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian satu sendok teh
baking soda dalam satu quart (1,136 liter) air minum selama 12 jam untuk mengurangi
penyebaran penyakit.
4.Rickets Duck (kekurangan vitamin
D)
Kekurangan vitamin D yang disertai
kekurangan Calsium dan Fosfor dapat menimbulkan penyakit tulang yang
menyebabkan kelumpuhan pada itik. Penyakit ini biasanya dinamakan “Rickets
duck”. Itik yang terserang penyakit ini akan mengalami penyimpangan dan
kelainan pada persendian kakinya.
Pencegahan dapat dilakukan dengan
memberikan pakan yang cukup mengandung mineral calsium, fosfor da vitamin D. Ke
dalam ransum itik harus ditambahkan 2% tepung tulang dan itik harus mendapat
sinar matahari langsung.
5. Antibiotika Dermatitis
Penyakit ini terjadi pada itik
karena penggunaan obat-obatan yang mengandung antibiotika secara berlebihan.
Akibatnya kulit itik menjadi kering
, bulu rontok dan mudah patah, itik selalu gelisa karena gatal-gatal pada
kulitnya.
Pencegahan terhadap penyakit ini
adalah dengan menggunakan antibiotika seperlunya. Penghentian pemberian
antibiotika serta pemberian “laxative” (obat pencahar) ringan seperti
“molasses” dapat memulihkan kondisi ternak itik yang menderita dalam 4 – 6
hari.
6. Mycosis
Penyakit mycosis pada itik terjadi
karena itik secara tidak sengaja mengkonsumsi pakan yang sudah basi atau jamur
yang tumbuh di lantai (litter) kandang. Itik yang keracunan jamur terlihat lesu,
nafsu makan berkurang dan dalam beberapa hari berat badan merosot tajam. Bila
tidak diketahui, itik akan mati dalam waktu seminggu.
Pencegahan dapat dilakukan dengan
pemeliharaan kesehatan dan kebersihan kandang yang baik. Lantai kandang secara
berkala dijemur dan diusahakan tidak lembab dan diberi kapur terutama pada
musim hujan.
Pengobatan penyakit mycosis karena
jamur bisa dilakukan dengan memberi antibiotika yang dicampurkan ke dalam air
minum atau pakan itik.
7. Botulism
Penyakit botulism (limberneck) pada
umumnya terjadi karena itik makan bangkai. Misalnya pemberian makanan daging
bekicot yang sudah layu. Bangkai yang sudah berulat mengandung kuman yang
berbahaya yaitu “clastrididium botulinium”. Kuman tersebut memproduksi racun.
Tanda-tanda itik yang terserang
penyakit ini adalah leher itik seperti tidak bertulang, tidak tegap atau
lunglai setelah itik memakan bangkai 1 – 3 hari. Beberapa jam kemudian setelah
leher lunglai mengakibatkan kematian.
Pencegahan dilakukan dengan
memelihara kesehatan lingkungan yang baik dan tidak memberi pakan yang sudah
basi (bangkai). Bila masih memungkinkan ternak itik yang sakit dapat diberikan
obat-obatan pencahar agar itik mencret dan kuman beserta racunnya dapat ikut
keluar dari saluran pencernaan.
Pengobatan secara tradisional yang
dapat membantu menyembuhkan yaitu dengan memberikan minyak kelapa satu sendok
makan dan air minum yang bersih. Minyak kelapa akan membuat itik haus dan ingin
minum sebanyak-banyaknya. Jika itik banyak minum, racun dalam darah itik akan
encer dan daya kerjanya berkurang, dengan demikian angka kematian dapat
dihindari.
8. Keracunan Garam
Penyakit keracunan garam umumnya
terjadi bila air itik atau kolam air mengandung kadar garam yang tinggi, juga
bila bahan baku pakan tertentu mengandung kadar garam yang tinggi.
Keracunan garam pada itik lebih
sering terjadi di lokasi peternakan dekat pantai/tambak yang airnya tercemar
garam.
Ternak itik tidak tahan terhdap
garam yang berlebihan, konsentrasi 2% saja dalam ransum atau 4.000 ppm dalam
air minum dapat menimbulkan kematian terhadap ternak itik.
B. Penyakit Menular
Penyakit menular pada itik merupakan
penyakit yang disebabkan oleh : virus, bakteri atau kuman yang dapat ditularkan
melalui kontak langsung atau melalui udara.
1. Fowl Cholera (kolera itik)
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri
“Pasteurella Avicia”. Kandang yang basah serta lembab dapat mempercepat
penularan. Penyakit yang menyerang anak itik umur 4 minggu dapat menimbulkan
kematian hingga 50%, sedangkan pada itik dewasa dapat menimbulkan kematian
kurang dari 50%.
Gejala penyakit ini adalah : sesak
nafas, pial bengkak dan panas, jalan sempoyongan. Itik yang terserang penyakit
kolera yang akut akan meratap dan mengeluarkan suara yang nyaring dan keluar
dari kelompoknya.
Keganasan penyakit ini dapat
menyebabkan infeksi darah dan itik akan mengalami kematian secara mendadak.
Pencegahan dapat dilakukan dengan
vaksinasi Fowl Cholera. Pengobatan bagi itik yang terserang pada tingkat awal
dapat digunakan obat Choramphenicol, Tetracycline atau Preparat-preparat
Sulfat.
2.Fowl Pox (Cacar)
Penyakit cacar ini menyerang itik
pada segala umur dan penyebabnya adalah virus. Tanda-tanda penyakit ini adalah
dengan munculnya benjolan-benjolan pada bagian badan itik yang tidak tertutupp
bulu seperti kaki dan kepala. Penyakit cacar basah menyerang rongga mulut dan
bentuk “diptherie” dan kematian terjadi karena itik kesulitan makan dan minum.
Pencegahan dapat dilakukan dengan
cara vaksinasi yang disuntikan dibalik sayap itik. Pengobatan cacar kering
berupa benjolan-benjolan dapat dilakukan dengan jalan mengelupasi
benjolan-benjolan sampai berdarah kemudian diolesi dengan yodium tingture
(6-10%).
3. White Eye (Mata Memutih)
Penyakit yang diduga disebabkan oleh
virus ini menyerang itik pada segala umur dan yang paling peka adalah itik umur
kurang dari 2 bulan. Biasanya itik
yang kurang vitamin A mudah terserang penyakit ini. Kandang yang lembab dan
lantai (litter) yang basah juga memudahkan itik terserang penyakit ini.
Tanda-tanda anak itik yang terserang
penyakit ini adalah : cairan putih bening keluar dari mata dan paruh, kotoran
yang bening dalam beberapa jam berubah menjadi kekuning-kuningan, itik sulit
bernafas, lemah dan akhirnya lumpuh. Bila sampai kejang-kejang, kematian tak
bisa dihindari.
Pencegahan dan pengobatan bisa
dilakukan daengan antibiotika yang dicampur air minum atau pakan. Antibiotika
yang
sering digunakan adalah
Oxytetracycline (terramycin) atau Chlortetracycline (aureomycins) dengan dosis
10 gram per 100 kg pakan atau 10 gram dalam 40 gallon air minum akan membantu
mengontrol penyakit white Eye.
4. Coccidiosis
Coccidiosis adalah penyakit berak
darah yang juga menyerang itik, gejala itik yang terserang penyakit ini adalah
kurang nafsu makan, berat badan menurun drastis dan akhirnya lumpuh. Penularan
melalui kotoran itik yang membawa coccida dan terjadi relatif cepat pada itik
segala umur, tetapi yang banyak terserang adalah anak itik.
5. Coryza
Penyakit coryza disebut juga
penyakit pilek menular. Penyebabnya adalah semacam mircro organisme. Penyakit
ini biasanya terjadi pada awal pergantian musim. Penularannya sangat cepat
yaitu melalui kontak langsung antara itik yang sakit dan itik yang sehat.
Tanda-tanda itik yang terserang
penyakit pilek menular adalah keluarnya kotoran cair kental dari mata. Jadi
penyakit ini mirip dengan penyakit White Eye. Anak itik umur 1 minggu sampai
umur 2 bulan, merupakan itik yang sering terserang penyakit ini. Akan tetapi
itik dewasa pun dapat pula terserang wabah penyakit coryza ini.
Pengobatan yang paling efesien
adalah dengan menyuntikan “Streptomycin Sulphat” secara individual dengan dosis
0,4 gram rendah dengan patokan berat badannya. Penyuntikan dapat dilakukan
sekali dalam sehari selama beberapa hari dengan dosis streptomycin setengah
dari dosis di atas.
6. Salmonellosis
Penyakit salmonellosis menyerang
itik pada segala umur dan dapat menyebabkan angka kematian hingga 50%.
Penyebabnya adalah kuman “Salmonella Anatis”, melalui perantaraan lalat atau
makanan atau minuman yang tercemar kuman tersebut.
Pencegahan, dapat dilakukan dengan
menjaga kesehatan dan kebersihan kandang dan secara berkala dilakukan
pembersihan kandang agar kandang terbebas dari kuman salmonella. Pengobatan
dapat dilakukan dengan memberikan “Furazolidone”.
7. Sinusitis
Penyakit sinusitis dapat menyerang
itik dewasa sehingga dapat menyebabkan kerugian yang tidak sedikit. Penyakit
ini dikarenakan tata laksana pemeliharaan yang buruk, kekurangan mineral dalam
pakan dan tidak tersedianya kolam untuk bermain. Akibatnya itik menjadi renta
mendapat infeksi sekunder.
Tanda-tanda itik yang terserang
penyakit ini adalah : terjadi pembengkakan sinus, dari lubang hidung keluar
cairan jernih, sekresi mata menjadi berbuih, sinus yang membengkak menimbulkan
benjolan di bawah dan didepan mata.
Pencegahan dapat dilakukan dengan
tata laksana pemeliharaan yang baik. Pengobatan bagi iti yang sakit, adalah
dengan menyuntikan antibiotika (streptomycin) ke dalam sinus yang sakit. Dosis
pada itik dewasa adalah sebanyak 0,5 gram streptomycin yang dilarutkan ke dalam
20 cc aquadest. Larutan ini disuntikan ke dalam sinus. Untuk pengobatan yang
lebih mudah, dosisnya dikurangi. Pengobatan seperti ini dilakukan sekali dalam
48 jam.
8.Aflatoksikosis
Aflatoksikosis yang menyerang itik
pada umumnya disebabkan oleh “Aflatoksin” yang dihasilkan oleh “Asperqillus
Flavus”. Aflatoksin menyerang hati, sehingga itik yang terserang penyakit ini
hatinya membersar.
Tanda-tanda itik yang terserang
penyakit ini adalah : kondisi sangat lemah, terjadi pendarahan di bawah kulit
dan jari, terhuyun-huyun, akhirnya mati dalam posisi terlentang. Anak itik
lebih muda terserang penyakit ini dibanding dengan itik dewasa.
Pencegahan bisa dilakukan dengan
pemeliharaan kebersihan lingkungan kandang, penaburan kapur di lantai kandang,
pembersihan kandang agar terbebas dari serangga. Pengobatan hanya dapat
diusahakan dengan memberikan antibiotika yang dicampurkan dalam air minum atau
pakan.
Demikianlah beberapa jenis penyakit
yang dapat menyerang ternak itik serta cara pencegahan dan cara mengobati,
semoga artikel ini dapat memberikan manfaat bagi para peternak, sekian dan
terima kasih.
Sumber : "http://ternak-sapi-itik-entok-ayam-kampung.blogspot.com"
Langganan:
Postingan (Atom)