Ads 468x60px

Sabtu, 15 Oktober 2011

Tausiah Penyejuk Iman

Nasehat Ustadz Thantowi
Bayan Magrib Markaz Trangkil
Magetan, 13 Oktober 2011

Hadirin yang dimuliakan Alloh SWT, telah berlangsung 2 usaha dalam kehiduan ini. Yang pertama adalah usaha atas benda-benda, dan yang kedua adalah usaha atas diri manusia.

Orang-orang mengira usaha atas benda-benda ini akan mendatangkan kesukseskan bagi diri manusia. Dikira kalau rumahnya sudah bagus dibanding dengan rumah tetangganya, maka nilai dirinya lebih tinggi daripada nilai tetangganya. Dikira kalau mobilnya sudah bagus, maka nilai dirinya akan meningkat. Dikira kalau jembatan-jebatan, jalan-jalan, bangunan-bangunan sudah bagus, maka akan meningkatkan nilai para penghuninya. Padahal yang meningkat itu adalah nilai benda-bendanya, sedangkan nilai diri di sisi Alloh adalah bukan karena majunya nilai benda-benda.

Para nabi dan rasul dikirim ke muka bumi ini adalah untuk meningkatkan nilai daripada manusia itu sendiri (di sisi Alloh). Maka nabi dan rasul ini melakukan perbaikan-perbaikan bukan pada bengunan-bangunan, melainkan pada hati-hati manusia.

Usaha atas diri manusia ini pun masih dibagi atas usaha terhadap jasad, dan yang kedua adalah usaha atas hati. Para nabi dan rasul dikirim ke muka bumi ini untuk memikirkan kemajuan hati manusia. Sedangkan sekarang banyak orang-orang di seluruh dunia memikirkan bagaimana memajukan jasad manusia. Maka munculnya usaha-usaha yang memikirkan untuk memajukan jasad manusia. Muncullah universitas-universitas yang mempelajari gigi, rambut, kulit. Sehingga munculah produk-produk kecantikan dan perawatan agar bagaimana rambut bisa sehat, gigi bisa kuat, kulit bisa halus dan sebagainya.

Usaha ini sekarang berkembang sangat maju. Namun meraka lupa akan usaha terhadap kemajuan hati. mereka lupa bahwasannya tidak ada yang berkuasa di muka bumi ini kecuali Alloh. Bahkan nabi-nabi pun tidak ada kuasa. Sehingga nabi Nuh pun tidak mampu menyelamatkan putranya sendiri. Bahkan Baginda nabi saw pun tidak kuasa menjadikan pamannya yaitu Abu Thalib untuk beriman. Alloh lah yang menahan hidayah terhadap paman Nabi Saw.

Maka usaha-usaha untuk bagaimana memikirkan hati-hati manusia ini perlu kita hidupkan kembali. Caranya adalah dengan meluangkan waktu kita untuk masjid. Karena pusat perbaikan umat pada zaman nabi saw adalah di masjid, maka sampai sekarangpun kalau kita ingin memperbaikai hati kita juga harus datang ke masjid. Kita ajak saudara-saudara kita ke masjid, agar kebesaran atas usaha nabi ini masuk ke dalam hati kita. 

Kita tetapkan waktu kita untuk masjid (minimal 2,5 jam misal dari sore sampai isya' atau dari subuh sampai isyrak). Maka dengan menetapkan waktu inilah muncul mujahadah. Sebagaimana kantor ini akan berjalan karena waktu kerjanya sudah ditetapkan sehingga pekerjaan-pekerjaan akan dapat diselesaikan. Pasar dapat berjalan karena waktu buka-tutupnya sudah ditentukan sehingga perekonomian dapat berjalan. Maka begitupula dengan masjid, dengan menetapkan waktu maka kerja atas hati-hati manusia ini pun akan berjalan.

0 komentar:

Posting Komentar

Kontributor

Baca juga

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...